BAB I
KAJIAN DAN ANALISIS SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA
A. WAWASAN KEINDONESIAN
Sistem
Komunikasi Indonesia mulai diajarkan dan ditelaah sebagai sebuah kajian ilmiah di
beberapa perguruan tinggi di Indonesia pada pertengahan tahun 1980an, Sistem
Komunikasi Indonesia menjadi mata kuliah wajib berdasarkan surat kepeutusan
menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia.
- Kajian Peng-Indonesian
Semakin
didasari oleh sejumlah ilmuwan di Indonesia tentang perlunya “Peng-Indonesiaan
ilmu sosial” (sosiologi, ilmu politik, ilmu pemerintahan, ilmu komunikasi dan
antropologi) sesuai dengan filsafat dan ideologi serta situasi dan kondisi
masyarakat Indonesia. Peng-Indonesiaan itu bisa disebut juga sebagai
pribumisasi ilmu-ilmu sosial, yang dikenal dalam kajian historis dengan sebutan
Indonesiasentris atau dalam studi kemasyarakatan dikenal dengan sebutan wawasan
KeIndonesian.
Berdasarkan hal tersebut dan dengan memahami sistem
sebagai teori, asas, atau wawasan, sistem komunikasi Indonesia dapat diartikan juga sebagai penerapan wawasan
keIndonesian dalam komunikasi. Wawasan keIndonesian
merupakan cara pandang dan kemampuan dalam menganalisis kehidupan sosial
politik yang mencakup komunikasi bangsa Indonesia berdasarkan filsafat hidup, gagasan
vital dan kondisi objektif masyarakat Indonesia sendiri.
Hal tersebut sangat penting karena Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk republik dan merupakan sebuah negara kepulauan yang masyarakat tidak saja bersifat majemuk dan sedang membangun tetapi
juga memilikin filsafat hidup dan gagasan vital yang berbeda dengan
bangsa-bangsa lain. Ilmu
komunikasi yang dikembangkan di Indonesia diharapkan tidak terasing dan
tidak terlepas dari matriks sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri. Disinilah kajian tentang sistem komunikasi Indonesia sebagai bagian sistem
kenegaraan Indonesia urgensinya bagi pendidikan dan pembinaan generasi muda Indonesia.
Wawasan keIndonesiaan itu bersumber dari pemahaman
bahwa ilmu-ilmu sosial “tidak bebas nilai” karena nilai setiap masyarakat memiliki karakteristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama oleh faktor sejarah dan kultural. Sistem sosial adalah sistem yang sangat terbuka, sehingga banyak variabel
banyak diperhitungkan dalam melakukan analisis ilmiah tentang fenomena sosial
yang muncul. Setiap analisis tentang fenomena sosial akan ditentukan oleh cara
pandang (wawasan) atau perspektif yang digunakan.
Pandangan bahwa ilmu-ilmu sosial
bersifat tidak bebas nilai sering disebut sebagai aliran kultural dalam ilmu-ilmu
sosial. Sebaliknya terdapat “bebas nilai” yang bermakna bahwa konsep ilmu-ilmu sosial bersifat universal dan dapat
dapat diterapkan disetiap negara yang ada didunia. Dengan demikian universalitas dalam ilmu-ilmu sosial
semakin diragukan, terutama dalam penerapannya, karena itu ilmu-ilmu sosial
perlu di Indonesiakan
atau dipribumikan di Indonesia.
Dengan menyaring ilmu-ilmu sosial (sosiologi, ilmu politik, ilmu pemerintahan, antropologi, dan ilmu komunikasi) yang berasal
dari luar serta menyesuaikan dengan matriks sosila budaya Indonesia, ilmu
komunikasi yang berasal dari luar itu akan bersifat fungsional dalam
aplikasinya. Komunikasi sebagai integrator sosial atau perekat hidup bersama betul-betul terwujud, tidak sebaliknya, menimbulkan
konflik dan ketenangan sosial.
- Pendekatan
Multidisipliner
Dalam
menkaji sistem komunikasi Indonesia itu, hampir semua disiplin ilmu-ilmu sosial
tersentuh filsafat, etika
dan sejarah pun tidak
bisa ditinggalkan. Ilmu
komunikasi, ilmu politik, ilmu hukum, ilmu ekonomi, sosiologi, antropologi, filsafat,
etika, dan sejarah, bercampur atau berpadu secara integral menjadi satu dalam
sitem komunikasi Indonesia. Dengan
demikian ilmu-ilmu sosial tidak lagi selalu harus dibelah secara vertikal sebagai sebuah disiplin ilmu, tetapi dapat juga dipotong secara
horizontal, (mendatar) melalui pendekatan multidisipliner atau pendekatan
terpadu.
Berdasarkan hal tersebut pula, secara sederhana dapat
dikemukakan bahwa sistem komunikasi Indonesia sebagai bentuk penerapan wawasan Indonesia,
adalah bagian dari sistem kenegaraan Indonesia yang terbentuk secara formal
berdasarkan konstitusi dan undang-undang.
- Kemerdekaan Informasi Publik
Secara
formal komunikasi di Indonesia ditemukan sistemnya dalam sistem kenegaraan Indonesia atau sistem nasional memalui Undang-undang Dasar 1945. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia berdasarkan pancasila UUD 1945
adalah negara hukum, yang selalu mengarur hubungan antar negara dengan masyarakat salam segala aspek melaui peraturan perundangan. Salah satu aspek kebebasan komunikasi atau kemerdekaan
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan yang
harus diatur dan diterapkan lebih lanjut dengan undang-undang. Demikian juga diakui adanya hak asasi manusia Indonesia untuk berkomunikasi
serta memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.
Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi serta
kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan yang tercantum dalam
konstitusi, merupakan landasan utama yang penting dalam sistem komunikasi Indonesia
sebagai bagian dari sistem kenegaraan Indonesia. Selain itu mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dengan menggunakan media
(spanduk, poster) serta
didukung dengan gerak tubuh dapat juga dilakukan dalam bentuk drama, lelucon, pawai,
dan deminstrasi. Demikian juga
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dalam bentuk gambar hidup dengan
menggunakan media film.
Kemerdekaan atau kebebasan mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dikenal juga dengan sebutan kebebasan berekspresi yang kemudian dikembangkan menjadi informasi, berita, atau pesan yang
berisi pikiran, ide atau gagasan yang bersifat terbuka dan ditujukan kepada
umum, publik dan masyarakat. Dalam ilmu
komuniksai, pers, radio, dan televisi disebut sebagai media massa karena
khalayak yang disentuhnnya terdiri atas banyak orang ditempat yang berbeda. Orang banyak yang menjadi sasaran pers, film, radio dan televisi itu
dinamakan massa yang didalamnya
terdapat banyak publik dengan berbagai macam kompetensi, kepentingan dan
perhatian, selain itu pesan yang disalurkan oleh pers, radio, dan televisi itu
bersifat terbuka, umum, dan aktual.
B. ASAS, DEFINISI,
DAN LINGKUP KAJIAN
- Asa Kebebasan Dan Tanggung Jawab
Dalam sistem
kenegaraan Indonesia hubungan struktural dan
hubungan fungsional antar sistem dengan subsistemnya dan antara satu subsistem
dengan subsistem lainnya, diatur dalam undang-undang dan peraturan
lainnya yang bersumber dari filsafat dan dasar negara pancasila konstitusi Indonesia.
Karena sistem komunikasi Indonesia berbentuk dari beberapa subsistem maka asas kebebasan yang
menjadi perhatian dalam sistem komunikasi Indonesia dapat ditelusuri, dapat
diketahui bahwa asas kebebasan dalam pers pancasila adalah asas kebebasan dan
tanggung jawab yang seimbang. Hal itu bersumber
dari konstitusi Indonesia yang lahir dari pandangan hidup dan filsafat, ideologi,
dan budaya masyarakat Indonesia yang bersifat kolektif dengan tidak mengabaikan
individualitas, karena manusia
dipandang sebagai makhluk monodualis yang memiliki aspek sosial dan aspek
individu. Bangsa Indonesia yang mayorias dari
suku Jawa, sangat menjunjung tinggi budaya komunikasi yang seimbang dan serasi. Dalam teori sistem sosial dijelaskan bahwa faktor filsafat, ideologi, dan
budaya sangat mempengaruhi perkembangan sebuah sitem sosial yang tidak dapat
dipisahkan dengan sistem komunikasi. Filsafat, ideologi, dan budaya Indonesia yang menjunjung tinggi asas
seimbang dan serasi merupakan bagian penting dalam analisis tentang kebebasan
informasi di Indonesia. Yang mebedakan
dengan asas kebebasan informasi, baik di negara liberal maupun dinegara
otoriter dan di negara
komunis.
- Definisi dan
Batasan Kajian
Dapat dibuat
definisi yaitu sistem komunikasi Indonesia adalah subsistem dari sistem
kenegaraan Indonesia dalam bentuk tatanan hubungan manusia Indonesia
melalui informasi publik yang mencakup kebebasan dan tanggung jawab yang
seimbang. Selain definisi itu dapat dikemukakan
juga bahwa sistem komunikasi Indonesia dapat diartikan sebagai penerapan
wawasan keIndonesian dalam komunikasi, sistem komunikasi Indonesia dapat juga
disebut sebagai himpunan beberapa subsistem yang memiliki sistem itu sendiri
seperti sistem pers Indonesia, sistem perfilman Indonesia,
dan sistem penyiaran Indonesia
- Lingkup dan
Dimensi Kajian
Sistem
komunikasi Indonesia juga melingkupi kajian tentang fungsi dan pengawasan serta
pemilikan media massa dan media sosial yang berbeda-beda diberbagai negara
sesuai dengan filsafat politik atau ideologi dan sistem politik dan sistem
ekonomi masing-masing negara. Hal itu akan
melahirkan tentang kajian ragam hubungan media massa dengan pemerintahan dan
masyarakat yang kemudian berkembang menjadi teori pers atau teori media massa.
C. ANALISIS
KELEMBAGAAN
Dalam sistem komunikasi Indonesia dengan menggunakan pendekatan sistem
dapat diketahui bahwa setiap sistem selalu mengandung hubungan struktural, dan
hubungan fungsional, sehingga terciptanya hubungan antar lembaga. dalam sistem
politik misalnya, yang terciptanya adalah hubungan lembaga-lembaga yang disebut
sturktur yang terdiri atas aspek infrastruktur yang
ada dalam masyarakat serta aspek suprastruktur
yang ada dalam pemerintahan. Sistem Indonesia harus terciptanya hubungan antar lembaga sehingga analisis kelembagaan
komunikasi publik dan informasi publik sangat diperlukan.
- Pelembagaan Informasi
Dalam ilmu
komunikasi dijelaskan bahwa ide, gagasan atau konsepsi yang dinyatakan atau
diekspresikan secara terbuka, dinamakan (audience). Publik merupakan sekelompok orang sebagai bagian dari massa yang menaruh
minat dan perhatiaan terhadap masalah yang melaui informasi yang terbuka baik
secara langsung maupun melalui media massa dan media sosial serta ikut
berpartisipasi dalam proses diskusi yang intensif untuk mencari informasi bagi
kepentingan umum.
- Kelembagaan Sosial
Informasi
publik atau komunikasi massa yang terlembagakan antara lain terwujud dalam
bentuk media massa. Pers, film, dan
radio telah tumbuh di Indonesia sejak masa
penjajahan dan berkembang pesat hingga kini, media massa sebagai organisasi dan
sebagai lembaga sosial di Indonesia telah dikembangkan dalam kajian sistem
komunikasi Indonesia tentang relasi dan interaksi dengan lembaga sosial lainnya
seperti hubungan struktural serta fungsional antara media massa dengan
pemerintahan dan masyarakat, media massa dan sebagai organisasi dan sebagai
lembaga sosial juga dikembangkan dalam bentuk studi perbandingan antar media
massa berdasarkan ideologi yang berkembang di dunia ini.
Secara umum fungsi komunikasi massa di Indonesia yang
disalurkan melaui media massa kepada masyarakat sebagai bagian dari komunikasi
publik, sejalan dengan pemaparan Charles R. Wright (1985) yang menyebutkan empat fungsi media massa yaitu pengawasan
lingkungan, korelasi antar bagian masyrakat dalam menanggapi lingkungan, transmisi warisan budaya dari satu generasi ke generasi lainnya yang juga
disebut fungsi pendidikan, hiburan yaitu tindakan komunikatif yang menghibur.
Selain itu fungsi politik komunikasi massa ditetapkan
berdasarkan dasar dan ideologi yang menganut demokrasi politik yang dipadukan
dengan demokrasi ekonomi yang disebut dengan kerakyatan atau kedaulatan rakyat.
Fungsi politik media massa di Indonesia selain sebagai penghubung, juga
meberikan informasi, pendidikan hiburan dan
melakukan kotrol sosial terutama kepada pemerintahan yang sedang berkuasa.
Dalam sejarah perkembangannya komunikasi massa di Indonesia
dan berbagai dinegara lainnya, terutama yang menggunakan media massa, senantiasa
mengupayakan berbagai kentingan untuk mempengaruhi mengontrol atau menguasai
dan memilikinya. Hal ini
dampak dari dampak sosial dan politik media massa. Media massa yang mencakup pers, film, radio, dan televisi, menyalurkan
informasi publik yang mengandung publizistiche ausage atau berisi pengaruh
kepada khalayak yang besar jumlahnya.
Pers, film, radio, dan televisi yang memiliki sifat
kelembagaan, dikenal oleh khalayak bukan sebagai perseorangan melainkan
kelembagaan, pers, film, radio dan televisi bekerja atas pronsip anominitas, yaitu
produksi dan distribusi pesan pada umumnya tidak menyebut nama individu, isi
dan konten, hanya merupakan hasil kerja bersama banyak orang, sifat kelembagaan itu merupakan khas karakteristik media massa yang membedakan dengan
saluran komunikasi antar pribadi.
- Opini Publik
Salah satu
konsekuensi dari adanya kemerdekaan menyatakan pikiran dengan lisan dan tulisan
dari berbagai sumber, terutama yang melaui media massa atau media publik, adalah
bedanya pendapat atau opini, sesuai hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk
sosial dan makhluk berpolitik yang memiliki penalaran. Adanya perbedaaan pendapat itu pada umumnya akan menimbulkan perbedaan
pendapat umum atau opini publik.
Berdasarkan hal tersebut
opini publik merupakan pelembagaan dari konsekuensi (efek) penting yang terbuka terutama melalui media publik atau media massa,
Anwar Arifin (2010:11) memenulis
bahwa opini publik adalah pendapat rata-rata individu dalam masyarakat sebagai
hasil diskusi untuk memecahkan persoalan sosial, terutama yang disalurkan oleh media massa.
Di negara demokrasi atau berkedaulatan rakyat seperti
di Indonesia, opini publik sering disebut sebagai kekuatan politik, dalam
sistem komuniksi di negara yang menganut sistem demokrasi liberal, opini publik sering disebut juga sebagai kekuatan yang keempat, setelah eksekutif, legislatif, yudikatif.
Legislatif adalah kekuasaan yang membuat undang-undang
yang dilakukan oleh parlemen atau dewan perwakilan rakyat. Eksekutif adalah kekuasaan melaksanakan undang-undang yang dilakukan oleh
pemerintah bersama demokrasi, yang sehari-hari dilaksanakan oleh presiden dan wakil presiden bersama para menteri, gubernur, bupati, dan
para camat. Yudikatif ialah kekuasaan mengadili
pelanggaran undang-undang, yang dilaksanakan oleh
mahkamah agung dan aparat pengadilan lainnya.
Eksitensi opini publik sebagai kekuatan dalam bidang
sosial dan politik di Indonesia,
merupakan dampak konsekuensi atau dampak adanya kemerdekaan mengeluarkan
pikiran atau berkebebasan berkomunikasi di Indonesia sebagai negara kesatuan
yang berbentuk republik.
Walaupun Indonesia tidak menganut trias politica
sebagaimana negara liberal, opini publik merupakan suatu kekuatan penting
karena bagaimanapun Indonesia termasuk negara yang menganut demokrasi politik
sekaligus ekonomi sebagaimana yang dikonsepsikan dalam kedaulatan rakyat. Dengan adanya kekuatan sosial politik yang terdapat dalam opini publik
berbagai pihak terpanggil untuk mengendalikan kebebasan mengeluarkan pikiran
dengan lisan maupun tulisan secara terbuka terutama, melaui media massa.
Opini publik terbentuk melalui proses diskusi intensif
individu-individu dalam menanggapi informasi publik kemudian melahirkan publik
yang terdiri atas kumpulan individu yang memiliki minat dan perhatian yang sama
terhadap informasi publik. Hasil
individu sosial yang melahirkan konsensus atau kesepakatan yang disebut opini
publik, dengan demikian opini publik merupakan konsekuensi informasi yang
terbuka terutama melaui media massa dan media sosial.
Selain fungsi sebagai kekuatan dalam kehidupan
bernegara, opini publik juga mempunyai fungsi dalam kehidupan sosial dan
individu. Jelas bahwa komunikasi manusia dalam
konteks sosial politik memiliki banyak komponen yang terkait satu dengan
lainnya dalam membentuk totalitas komuniksi di Indonesia, komponen itu terdiri
dari komunikasi publik, lembaga publik, media publik, dan opini publik dalam
masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dengan sejumlah tujukan nilai yang
tercantum dalam konstitusi.
Komunikasi Indonesia memiliki sistem yang disebut
sistem komuniksi Indonesia. Hal itu
terwujud karena didalamnya terdapat kaitan struktural dan hubungan fungsional
antara negara dan masyarakat serta antar perserikatan yang ada dalam masyrakat yang berkembang evalusioner selama kemerdekaan Indonesia yang tercakup
sebagai bagian dari analisi kelembagaan.
BAB II
PERSPEKTIF SISTEM KOMUNIKASI
A. Sistem
Perspektif
Kajian
tentang sistem kamunikasi Indonesia yang dipaparkan dimuka, berkembang dari
sistem komunikasi dengan mengaitkan dengan teori sistem yang dikenal juga
dengan sistem perspektif sistem umum atau teori sistem umum. Adanya tingkat abstraksi yang tinggi dari sistem umum telah melahirkan
berbagai perspektif dan keanekaragaman dalam penerapanya, termasuk dalam
komunikasi manusia dan komunikasi massa.
- Makna Sistem Umum
Fenomena
sistem umum terdapat dimana saja dan diterapkan dengan banyak ragam sehingga
istilah sistem memiliki banyak makna. Sifat
multimakna itu melahirkan juga banyak yang pengertian atau definisi terhadap
sistem sehingga sistem dapat disebut bersifat multidefinisi.
Istilah sistem diserap arti kata system dalam
bahasa Inggris yang artinya cara atau metode. Dalam
berbagai kamus selain berati cara atau metode, sistem dapat juga bermakna pola,
rencana, skema, prosedur, sususnan terarur, ideologi, wawasan, perpsektif, teori
atau asas. Selain itu sistem juga diartikan
sebagai perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk
satu totalitas. Sejumlah
ilmuwan kemudian mengembangkan teori tentang
sistem teori sistem yang
dikenal dengan sebutan teori sistem umum.
Secara umum dapat dijelaskan bahwa teori atau
perspektif sistem adalah seperangkat prinsip yang teroganisaikan secara longgar
dan bersifat amat abstrak, yang berfungsi mengarahkan jalan pikiran, namun
dapat ditafsirkan secara berbeda-beda, dalam teori sistem dapat dijelaskan bahwa
prinsip sebuah sistem ialah
sesuatu totalitas atau keseluruhan dari sesuatu.
Keseluruhan dari sesuatu bersifat utuh dan terdiri
dari unsur-unsur yang saling bergantung satu sama lainnya. Unsur itu dinamakan juga bagian-bagian atau subsistemnya. setiap bagian atau
subsitem memiliki
fungsi tertentu, yang mungkin berbeda satu dengan lainnya. Meskipun memiliki
fungsi yang berbeda, satu bagian dengan bagian
lainnya tidak dapat dipisahkan, karena bagian-bagian itu saling keterkaitan dan
saling melengkapi. Mekanisme kerja itulah yang dapat disebut sistem.
Sejalan dengan hal tersebut Anwar Arifin (1992) sebagai
sebuah kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian saling bergantung dan saling
berkait satu dengan lainnya. Demikian juga Rapoport (1968) merumuskan bahwa sistem adalah totalitas yang berfungsi sebagai
keseluruhan karena adanya saling ketergantungan dari
bagian-bagiannya.
- Dasar-Dasar Teori Sistem
Dalam teori
sistem umum dijelaskan bahwa dalam sebuah sistem terdapat struktur, fungsi, evolusi,
hubungan struktural dapat terjadi dari ruang (kiri, kanan, depan, belakang)
dan segi status (atasan, bawahan, teman
kerja). Hubungan fungsional berkaitan dengan tindakan atau prilaku (menghibur, memberi
informasi, mengawasi). Hubungan evolusioner
menunjuk kepada riwayat sistem dalam waktu tertentu tentang hubungan struktural
dan hubungan fungsional serta perubahan dan perubahan dan perkembangannya
secara evolusi dan bertahap.
Disamping itu dalam sebuah teori sistem dibuat klarifikasi atas besar kecilnya keterbukaan itu, yaitu sistem yang relatif terbuka dan sistem yang relatif tertutup. Pada prinsip sistem terbuka
berinteraksi dengan lingkungannya dalam kompleksitas atau diferensasi fungsi
yang semakin meningkat, sebagaimana yang terjadi terutama dalam masyarakat. Sebaliknya sistem yang relatif tertutup
hampir tidak berinteraksi dengan lingkungannya dan tidak memiliki kompleksitas
yang meningkat seperti dapat ditemukan teknologi.
- Esensi Sistem Sosial
Pada awalnya
penerapan teori sistem hanya dikenal dalam fisika seperti biologi dan teknologi
yang disebut sistem fisik. Kemudian sejumlah sarjana ilmu sosial mengembangkan
pendapat bahwa bidang sosial pun memiliki sistem yang dikenal dengan sebuah
sistem sosial. Dengan demikian dalam bidang komunikasi pun mempunyai sistem
yaitu komunikasi.
Secara umum dapat dirumuskan bahwa sistem sosial adalah pola hubungan manusia yang mencakup perilaku individu dalam
kelompok, organisasi dan masyarakat. sistem sosial itu meliputi pula beberapa
aspek seperti ekonomi budaya dan politik, pemerintahan, dan komunikasi. Jadi, komunikasi memiliki sistemnya sendiri. Dengan
demikian sistem komunikasi adalah salah satu elemen atau unsur dalam
keseluruhan sistem sosial.
Dengan adanya tingkat keterbukaan diantara berbagai
sistem sosila, setiap sistem sosial
itu juga memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan, setiap sistem sosial
harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang terus berubah dan berkembang, agar
dapat mempertahankan dan mengembangkan eksitensinya, hal itu membedakan sistem sosial dengan sistem
fisik yang bersifat relatif tertutup rapat, karena terdapat keteraturan dan
kepastian, sehingga dapat dibuat prediksi yang tepat dan pasti terhadap kondisi
sistem pada masa depan.
Sebuah sistem sosial memerlukan energi untuk
mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya
serta meyesuaikan diri dengan lingkungan. Energi itu adalah informasi yang
bersumber dari komunikasi manusia dan komunikasi publik, hubungan struktural
dan hubungan fungsional dalam sistem sosial terbangun berkat informasi. Jika komunikasi terjadi dalam sistem sosial, individu-individu akan terlibat
dalam pengolahan informasi.
B. Hakikat Sistem Komunikasi
Jikat kata Indonesia
tidak diletakkan pada frasa sistem komunikasi, secara umum sistem komunikasi
merupakan bagian dari sistem sosial, sehingga komunikasi manusia itu dapat juga
disebut sebagai salah satu
subsistem dari sistem sosial yang juga memiliki sistem sendiri. Sebagai subsistem dari sistem sosial karakteristik sistem sosial itu pada
umumnya juga dimiliki oleh sistem komunikasi dengan seluruh subsistemnya. Komunikasi sebagai sistem tersendiri menjadikan sistem sosial sebagai suprasistemnya.
- Makna Sistem Komunikasi
Secara umum
komunikasi dapat bermakna sebagai tatanan cara metode pola atau mekanisme kerja
dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang
membentuk suatu totalitas dalam interaksi manusia. Bahkan dengan singkat dapat
dsebut bahwa sistem komunikasi adalah tatanan interaksi manusia melalui
informasi yang mencakup, kebeasan dan tanggung jawab. Selain itu sistem komunikasi dapat juga bermakna sebagai penerapan ideologi,
teori, wawasan, dan asas dalam komunikasi, seperti penerapan dalam ideologi, teori,
wawasan atau asas libertarian, otoratrian, komunis atau pancasila.
Titik pertemuan antara sistem sosial dengan sistem komunikasi, terletak pada fungsi komunikasi sebagai perekat
hidup bersama atau interegrator sosial. Tidak mungkin
ada kehidupan sosial tanpa direkat oleh komunikasi. perekat hidup bersama itu
adalah informasi. dalam sistem sosial informasi merupakan energi yang
menciptakan jalinan hubungan
struktural dan jalinan fungsional, sedang dalam sistem komunikasi justru
informasi merupakan titik sentralnya.
Secara umum definisi komunikasi menurut Anwar Arifin
(1994) sebagai pesan dan perilaku yang merupakan
perilaku dalam konteks sosial dengan segala aspeknya. Komunikasi dapat juga
dirumuskan sebagai interaksi manusia melalui informasi sebagai titik sentral
kajian atau unit analisinya dalam sistem komunikasi.
Berdasarkan definisi dan uraian tersebut, sistem
komunikasi lebih banyak memberi perhatian pada konteks sosial yaitu komunikasi
antara dua orang atau lebih, seperti komunikasi antarpersonal, komunikasi
kelompok, atau komunikasi organisasi serta komuniksi publik. Dengan demikian komunikasi dalam konteks psikologi seperti komunikasi
interpersonal tidak banyak dapat banyak perhatian.
Makna informasi dan definisi bersifat ganda yaitu, infornasi
sebagai pesan sebagaimana yang dipahami dalam teori umum komunikasi, dan informasi
sebagai tindakan atau perilaku yang
berpola sebagaimana yang dipahami dalam teori informasi. Dalam teori informasi
disebutkan bahwa informasi tidak memiliki makna sebagai pesan tetapi sebagai
jumlah, yang dapat diukur berapa banyak ketidakpastian, selain itu terdapat juga
pengertian informasi sebagai data yang sudah diolah bedasarkan teori
manajemen yang diluar pembahasan teori ini.
Titik sentral dalam analisis sistem komunikasi antarpersonal terletak pada informasi sebagai pesan dan
informasi yang bukan pesan yaitu informasi sebagai tindakan atau perilaku
berurutan dalam konteks sosial yang bukan konsusmsi publik. Sedangkan dalam sistem komunikasi publik informasi dikaji sebagai unit
analisis sebagai unit analisis adalah informasi yang terbuka terhadap publik, baik
atas nama lembaga maupun atas nama pribadi.
- Komunikasi Antarpersonal
Sistem
komunikasi antarpersonal pada hakikatnya adalah
sistem sosial yang terdiri dari individu sebagai subsistemnya. Individu itu
melakukan interaksi melaui individu lainya melalui pesan atau informasi. Interaksi
antar individu atau antarpersonal yang
berulang-ulang memberikan petunjuk bahwa interaksi itu membentuk pola. Dari
pola-pola interaksi yang timbul, kemudian terbentuk struktur dan dan fungsi
sitem komunikasi. Pola
interaksi dapat berubah sehingga sistem komunikasi juga dapat berubah
pola interaksi.
Pada hakikatnya komunikasi manusia merupakan sebuah
sistem sosial yang terjalin melaui informasi baik sebagai pesan maupun tindakan
atau perilaku. Sistem sosial
itu juga merupakan sistem komunikasi, yang memiliki sebuah komponen yang saling
bergantung dan kait-mengkait
membentuk satu kesatuan. Setiap
kesatuan itu merupakan suatu subsistem komunikasi.
Informasi dalam komunikasi antarpersonal berdasarkan
perspektif mekanistik hanya diartikan sebagai pesan bukan tindakan atau
perilaku. Sebaliknya informasi sebagai tindakan
atau perilaku dan bukan pesan dikenal dalam komunikasi antarpersonal dalam
prespektif pragmatis.
Fungsi utama informasi dalam teori informasi ialah
meghilangkan keraguan atau memperoleh kepastian
dari sejumlah kepastian dari sejumlah kemungkinan alternatif yang timbul dalam
sebuah fenomena, dalam teori informasi disebutkan pula bahwa komunikasi terjadi
dalam sistem sosial individu
berperan dalam pengolahan informasi, hal itu dapat dipahami karena komunikasi
yang mencakup informasi, memang memiliki fungsi utama sebagai perekat hidup
bersama. Informasi dalam sistem sosial
merupakan energi dalam merekat hidup bersama manusia dalam berkelompok dan
masyarakat.
Fungsi utama komunikasi sebagai perekat hidup bersama
atau integrator sosial menciptakan hubungan fungsional dalam sistem komunikasi
personal dalam bentuk kerukunan, saling
mengerti dan saling membantu, terutama dalam masyarakat yang bersifat saling
mengerti dan saling membantu
terutama masyarakat yang bersifat kolektif dan kekeluargaan. Disamping itu dalam sistem komunikasi antarpersonal terdapat struktur
seperti hubungan struktural antara atasan dan bawahan, interaksi antara sesama
keluarga teman, atau hubungan seseorang dengan khalayak. Evolusi dalam sistem komunikasi personal adalah sejarah pertumbuhan sistem
komunikasi personal itu sepanjang waktu dalam waktu periode tertentu.
- Komunikasi Publik dan Media Publik
Pada
hakikatnya penerapan teori sistem dalam komunikasi publik, tidak bersifat mikro
sebagaimana yang terjadi dalam sistem
komunikasi antarpersonal tetapi
bersifat makro. Komunikasi
publik subsitem dari sistem sosial memiliki sistem yang disebut sistem
komunikasi publik yang bersifat makro dengan informasi publik sebagai unit
analisisnya.
Informasi publik yang dimaksud ialah informasi yang bersifat umum dan terbuka sehingga setiap orang sebagai khalayak
atau publik dapat membaca, menonton dan mendengar atau sekaligus melihat
menonton dan mendengarnya. Informasi tidak hanya bermakna pesan atau
tindakan yang bersifat nonverbal, tetapi juga bermakna bukan pesan yang dapat
diamati dan dianalisis sebagai informasi dalam bentuk kemungkinan atau
alternatif dapat dikaji lebih mendalam tentang perspektif atau
paradigma pragmatis komunikasi manusia yang digagas oleh Fisher.
Meskipun pada dasarnya secara mikro, sistem komunikasi
publik dengan sistem komunikasi antarpersonal tidak jauh berbeda, karakteristik
keduanya tidaklah sama. Dalam
komunikasi publik terdapat individu-individu media yang terlembaga, informasi
yang terbuka dan khalayak yang
luas dan majemuk, serta efek yang sangat
kompleks dan sukar diketahui dalam waktu singkat.
Komunikasi publik dalam kajiannya mencakup komunikasi
massa yang menggunakan media dan komunikasi sosial menggunakan media bersifat
terbuka serta public speaking
berpidato dihadapan publik yang dilakukan oleh secara langsung oleh orator yang
terlembaga yaitu orator yang mewakili sebuah lembaga publik, seperti partai politik atau organisasi kemasyarakatan. Konsep kunci dari komunikasi publik itu terletak pada
informasi yang bersifat terbuka bagi publik. hal tersebut sejalan dengan
pandangan Anwar Arifin yang mendefinisikan komunikasi publik sebagai pesan dan tindakan yang merupakan informasi yang bersifat
terbuka bagi publik dengan segala aspeknya. Dalam
definisi itu komunikasi publik bukan saja mencakup komunikasi massa yang
menggunakan media massa melainkan juga mencakup komunikasi intraktif melalui
media sosial dan pidato kepada publik.
Sedangkan komunikasi massa dirumuskan
Bitneer (1980)
sebagai pesan yang di komunikasikan
melalui media massa kepada sejumlah orang. Melezke
(1963) menulis bahwa komunikasi massa adalah setiap bentuk komunikasi yang
menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media massa kepada publik yang
tersebar. Jelas baik Bitner maupun Maletzke
menekankan pada penggunaan media massa dalam komunikasi massa. Sedangkan komunikasi publik dalam kajian ini lebih menekankan kepada pesan
yang mencakup media massa dan media sosial maupun yang dilakukan tanpa media. Meskipun demikian komunikasi massa dan media massa terutama pers, film, radio
dan televisi akan banyak perhatian karena media massa lebih banyak menghimpun
teori banyak filsafat.
*sumber gambar: sukalive.com
No comments:
Post a Comment