Lagu Anak-anak Yang Mulai Hilang


Masa anak-anak adalah masa yang paling meyenangkan dimana anak-anak bebas mengekspresikan segala sesuatu yang dipikirkannya. Segala sesuatu yang terjadi dianggap menyenangkan dan bebas untuk dilakukan sesuai dengan pikiran mereka. Salah satu dari kebebasan anak-anak dalam mengekspresikan dirinya adalah melalui lagu. Anak-anak juga mempunyai dunia sendiri yang dimana mereka tidak menyadari lingkungan sekitarnya dan hanya kesenangan yang mereka pikirkan karena dunia anak-anak adalah dunia yang penuh dengan kesengan, kegembiraan, dan tidak mengenal rasa sedih.

Lagu adalah bentuk dari ekspresi yang ada dalam pikiran manusia yang disalurkan melalui kata-kata yang memiliki nada sesuai dengan ekspresi yang disalurkan tersebut. Lagu juga seperti mewakili perasaan bagi para pendengarnya/penikmatnya, entah itu anak-anak, orang muda, bahkan juga orang tua. Coba kita dengar lagu dari Cakra Khan yang Harus terpisah, atau dari Rumor yang Butiran Debu sudah pasti apabila kita mendengar lagu tersebut kita seperti orang yang sedang galau atau sakit hati. Ataupun juga lagu-lagu lawas/zaman dulu pasti akan memberikan kenangan bagi setiap orang tua dalam mendengarnya.

Di tahun 90-an banyak lagu anak-anak yang sudah diciptakan oleh para musisi atau pencipta lagu yang suka dengan dunia anak-anak, seperti Ibu Sud, Pak Kasur, ataupun lagu-lagu luar negeri yang bertema anak-anak yang sudah di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dan juga banyak terdapat lagu anak-anak yang dapat kita nikmati, yang dibawakan oleh Josua, Tina Toon, Bondan, dan artis-artis atau penyanyi-penyanyi cilik lainnya yang menyanyikan lagu seperti di obok-obok, bolo-bolo, ambilkan bulanku, bintang kejora, paman datang, dll. Sehingga banyak anak-anak dulu merasakan kesenangan melalui lagu-lagu yang sesuai dengan umurnya, karena mereka tidak pernah mendengar lagu yang merasa sakit hati dan galau, karena dahulu mereka menggangap lagu-lagu yang seperti itu adalah lagu khusus orang tua atau orang yang sudah dewasa. Karena lagu anak-anak juga bermanfaat dalam tumbuh kembang anak-anak. Namun sekarang ini kenyataannya berbeda, sekarang ini anak-anak mulai menyanyikan lagu yang sebenarnya belum sesuai dengan umurnya, banyak anak-anak sekarang mulai menyanyikan lagu tentang cinta, kasmaran, sakit hati atau hal-hal yang sebenarnya belum pantas sesuai dengan umur mereka. 


Saat ini mulai ada acara-acara yang menampilkan atau menayangkan tentang lagu-lagu anak-anak seperti AFI Junior, ataupun Idola Cilik, namun itu tetap saja kurang untuk menaikan tentang anak-anak kembali. Padahal dulu di Indonesia ada acara anak-anak seperti Tralala Trilili, Sikomo, dan acara-acara lainnya yang bersangkut paut mengenai anak-anak dan lagu anak-anak yang sangat digandrungi atau disukai oleh banyak anak di Indonesia. Tetapi apabila acara-acara tersebut ditayangkan kembali pada sekarang ini sudah pasti acara-acara tersebut akan kurang diminati oleh anak-anak dan secara tidak langsung akan mereka akan mengatakan “acara itu payah”, “acara jadul kenapa ditayangin lagi sih?” ataupun kata-kata lainnya yang mengatakan bahwa acara-acara seperti itu untuk sekarang ini sudah tidak bagus lagi atau sudah bukan jamannya lagi untuk ditayangkan kembali. Anak-anak pada zaman sekarang ini dalam hal acara sudah terhipnotis dengan kemunculan dari para artis ataupun penyanyi Korea yang memiliki paras atau wajah yang cantik atau ganteng. Sehingga banyak anak-anak sekarang ini yang dihafalnya hanyalah lagu dari Korea ataupun lagu-lagu lainnya ketimbang dengan lagu anak-anak yang seharusnya cocok dengan umur mereka. 

Kehadiran boyband atau girlband ataupun penyanyi-penyanyi yang masih anak-anak sekarang ini seperti Coboy Jr, dll yang kebanyakan hanya menyanyikan lagu mengenai cinta ataupun sakit hati, yang sebenarnya banyak sekali lagu anak-anak yang bisa mereka bawakan. Lagu yang mereka bawakan yang bertema cinta ataupun sakit hati atau galau membuat anak-anak sekarang yang mengidolakan mereka menjadi mengikutinya, dan itu juga yang sebenarnya belum cukup pantas untuk seumuran mereka. Hal ini mengakibatkan banyak anak-anak pada umur sekarang ini tau apa itu yang dinamakan sakit hati, perasaan jatuh cinta pada lawan jenis, dll. 

Pendidikan dari orang tua dan sekolah terhadap anak-anak diharapkan akan mampu membuat anak menyadari bahwa sebenarnya masa anak-anak adalah masa yang paling istimewa dalam kehidupan setiap orang. Dimana anak-anak bebas mengekspresikan segala sesuatu yang ada dalam pikiran mereka. Banyak anak sekarang ini menginginkan mereka untuk menjadi dewasa, padahal mereka belum tahu resiko apa saja yang akan terjadi saat mereka dewasa nanti, sebaliknya banyak para orang dewasa yang menginginkan untuk kembali ke masa anak-anaknya karena mereka merasa jenuh dengan kehidupan mereka yang setiap harinya hanya berputar-putar di kegiatan itu-itu saja yang berbeda dengan kehidupan anak-anaknya dahulu. Banyak juga para orang dewasa yang merasa menyesal karena kurang menjalani kehidupan anak-anak mereka dengan sebaik-baiknya karena pengaruh lingkungan yang mengharuskannya untuk bekerja mencari nafkah bagi dirinya atau keluarganya ataupun juga hal-hal lainnya yang menyita waktu mereka untuk bermain dengan teman-teman sebayanya pada waktu masa anak-anak mereka dahulu. 

Sangat diharapkan untuk semua anak agar menikmati masa anak-anaknya sekarang ini, karena masa anak-anak adalah masa yang sangat menyenangkan dan hanya ada sekali di dalam hidup setiap orang. Juga diharapkan kepada para orang tua untuk tidak terlalu memaksa anaknya untuk bekerja atau melakukan hal-hal lainnya yang akan menyita waktu mereka untuk bermain dengan teman-teman seumurannya karena bermain merupakan tempat dimana anak-anak dapat melakukan apapun yang mereka inginkan atau pikirkan untuk dilakukan. Lagu anak-anak juga merupakan salah satu tempat buat anak-anak, maka diharapkan anak-anak untuk dapat menikmati lagu anak-anak yang sesuai dengan umurnya bukannya dengan lagu yang bertema sakit hati, atau cinta-cintaan. 

Maju Terus Anak-anak Indonesia, kejar terus impian, dan sukses semuanya.


Penulis:
Milton Cristo (Manado, 6 Februari 2014)

Tulisan sudah pernah dipublikasikan di Koran Sindo Manado tanggal 26 Februari 2014

No comments:

Post a Comment